Berburu koleksi fashion vintage memang memiliki
tingkat excitement serta tantangannya sendiri. Dua editor Bazaar
penggila vintage fashion, yakni saya dan Michael Pondaag, akan berbagi
sekelumit tips dan serba-serbi berbelanja barang vintage berdasarkan
pengalaman kami menyerbu toko vintage baik di dalam maupun luar
negeri.
Apa itu koleksi fashion vintage?
Sebelum menyelami seluk beluk serunya berbelanja koleksi vintage,
perlu dipahami bahwa makna vintage ini merujuk pada koleksi yang
telah berusia 20 tahun atau lebih. Sehingga, koleksi busana maupun aksesori
lansiran tahun 2000 belum bisa disebut vintage, dan koleksi dari tahun
'60-an, '70-an, dan '80-an tidak lagi bisa disebut retro.
Sejatinya, terminologi retro memiliki arti
ragam koleksi pakaian maupun desain yang populer di masa lampau, namun secara
teknis belum bisa disebut vintage. Maka sudah saatnya kita memahami bahwa
era '60-an maupun '70-an telah lewat lebih dari 20 tahun sehingga penggunaan
istilah retro untuk tren di masa tersebut tak lagi relevan.
Sedangkan berbagai busana dan fashion item yang
telah berusia lebih dari 100 tahun dilabelkan sebagai koleksi barang antik.
Berbelanja koleksi vintage di Indonesia
Di Indonesia, berbelanja koleksi vintage selalu
dikaitkan dengan membeli barang loak dengan kondisi rata-rata nyaris tidak
layak pakai serta tidak higienis. Barangkali hal tersebut memang tidak
berlebihan, mengingat lokasi penjualan barang vintage di Indonesia
selalu berkisar pada pasar tradisional hingga emperan di pinggir jalan.
Namun bukan berarti kita tidak dapat menemukan 'harta
karun' di tengah tumpukan busana vintage yang dijajakan.
Di Jakarta, Pasar Senen dan Pasar Baru merupakan dua
destinasi berbelanja koleksi vintagedengan harga yang sangat
murah--setidaknya bila dibandingkan dengan toko vintage di luar
negeri. Harga murah tentunya berimbang dengan kondisi lokasi pusat perbelanjaan
yang kurang nyaman, namun toh berbagai koleksi unik tetap bisa kita
temukan di sana.
Ragam busana vintage yang ditawarkan di kedua
tempat tersebut lebih banyak berupa outerwear mulai dari blazer,
rompi, jaket, hingga mantel; berbagai macam terusan seperti skater dress,
terusan berpotongan peplum, gaun malam, dan gaun pengantin; hingga busana
tradisional dari luar negeri seperti cheongsam maupun hanbok.
Di luar Jakarta, Anda juga dapat berburu koleksi busana vintage di
Pasar Gedebage, Bandung. Bila Anda menyukai koleksi aksesori vintage maupun
aksesori antik, Anda bisa mengunjungi Pasar Triwindu di Solo.
Cara penataan baju vintage di pasar-pasar
tersebut barangkali akan membuat Anda tidak selera untuk berbelanja. Baju-baju
yang ditumpuk seadanya, atau digantung berdempetan dengan baju-baju lainnya, di
tambah dengan kondisi pasar yang semrawut, bisa membuat kita merasa overwhelmed dan
tidaklah mustahil hilang pula hasrat kita untuk berburu.
Triknya adalah, percayakan pada ketelitian mata Anda.
Kenali warna, motif, hingga siluet baju yang menarik perhatian Anda. Akan lebih
baik lagi bila Anda bisa meluangkan lebih banyak waktu dan kesabaran untuk
menelusuri setiap rak dan tumpukan baju, karena Anda tidak pernah tahu 'harta
karun' seperti apa yang tersimpan di sana.
Berbelanja koleksi vintage di luar negeri
1. Jepang
Beralih ke luar negeri, destinasi berbelanja koleksi vintage favorit
saya dan Michael Pondaag adalah Tokyo, Jepang. Tepatnya daerah Shimokitazawa
dan Koenji. Di kedua area tersebut, toko vintage bertebaran dengan
ragam jenis busana dan aksesori dari berbagai era--terutama tahun '50-an hingga
awal '90-an. Dan rata-rata memiliki kondisi seperti baru.
Di Shimokitazawa, Anda akan menemukan begitu banyak
toko-toko kecil yang menjual koleksi vintage, baik tanpa merek maupun
lansiran rumah mode bergengsi. Saya pernah menemukan sepatu pumps Chanel
era '90-an dengan kondisi baik, dijual dengan harga Rp. 900.000,- saja. Atau blazer Yves
Saint Laurent dari era '80-an seharga Rp. 1.500.000,-.
Selain itu, di Shimokitazawa juga terdapat sebuah butik
yang secara spesifik hanya menjual koleksi fashion dari era '60-an. Sedangkan
di Koenji, ada satu butik yang hanya menjual koleksi vintage dari
rumah mode maupun desainer-desainer mode bergengsi. Trench coatklasik,
cape, hingga blazer dengan desain eklektik tertata rapi dengan
kondisi sangat baik.
Michael Pondaag juga memiliki sejumlah lokasi favorit
lainnya di seputar Jepang, yakni kota Kyoto dan Osaka. Dan bila Anda ingin
berburu koleksi kimono vintage, Michael Pondaag merekomendasikan dua
tempat yang bisa Anda sambangi: di perempatan besar Harajuku (hanya buka pada
akhir pekan), dan di belakang kuil Sensoji.
2. Paris, Perancis
Destinasi terbaik lainnya untuk berburu barang vintage menurut
Michael Pondaag adalah Paris. Di sana, koleksi fashion vintage tertata
sangat rapi dan diurutkan berdasarkan periodenya. Dan berbagai koleksi langka
dari label-label bergengsi juga tersedia di sana, menjadikan setiap agenda
berburu koleksi vintage sebagai pengalaman yang mengesankan.
Anda dapat mengunjungi area seperti Le MaraisatauMarché
aux Puces yang dipadati oleh butik vintage yang menarik, butik
Episode, Killiwatch (butik ini menawarkan baik koleksi vintage maupun
baru), dan Kilo Shop. Di Kilo Shop, Anda dapat berbelanja koleksi vintagedalam
jumlah banyak dan harganya ditentukan per kilogram.
3. Inggris
Baik saya dan Michael Pondaag sama-sama senang berbelanja
koleksi fashion vintage di jalan Portobello, London. Di sana, saya
menemukan dua butik vintage (satu butik khusus untuk koleksi womenswear dan
butik lainnya untuk menswear), yang menjual koleksi-koleksi lawas dari
label-label ternama seperti Prada, Balenciaga, serta Alexander McQueen.
Koleksi yang ditawarkan pun sangat beragam, mulai dari
busana dan aksesori lansiran era '50-an, hingga koleksi beberapa tahun yang
lalu, dibandrol dalam kisaran harga yang terjangkau. Bayangkan, Anda bisa
menemukan mantel Dries van Noten dalam kondisi seperti baru dengan harga
sekitar Rp. 2.000.000,- dan sepatu Miu Miu seharga Rp. 700.000,-.
Anda juga dapat dengan mudah menemukan toko-toko vintage di
daerah lain di luar London, seperti Brighton maupun Edinburgh. Kebanyakan
koleksi yang dijual berkisar pada busana era '50-an hingga '80-an. Oleh karena
itu, bila Anda penggila gaya era '50-an, Inggris memiliki begitu banyak
pilihanuntuk Anda.
4. Amerika
Kota San Francisco dan New York disebut sebagai destinasi
berbelanja vintage yang menyenangkan menurut Michael Pondaag. Di
kedua kota tersebut, butik-butiknya sudah lebih terklasifikasi seperti misalnya thrift
stores yang merupakan gabungan antara barang vintage maupun secondhand,
dan butikyang hanya menjual barang-barang vintagebermerek.
Distrik The Haights dan Castro menjadi lokasi favorit
Michael Pondaag karena di sana terdapat begitu banyak toko-toko vintage dengan
koleksi yang menakjubkan. Kemudian, hadir pula pasar Alameda yang senantiasa
digelar di pinggir pantai pada akhir pekan pertama di setiap bulan. Konsep flea
market ini sangat populer di sana dan patut untuk dikunjungi.
Di Los Angeles, Anda bisa mencoba peruntungan pemburuan
Anda di Waste Land. Tak hanya koleksi vintage saja yang bisa Anda
temukan, sejumlah koleksi fashion dalam kondisi baru pun dijual dengan harga
yang lebih murah. Sedangkan di New York, cobalah menelusuri daerah Downtown
karena ada banyak butik vintage unik yang bisa Anda jelajahi.
5. Brussels, Belgia
Ada dua lokasi di Brussels yang menjadi andalan Michael
Pondaag untuk berburu barang vintage dan barang antik, yakni Le
Sablon dan St. Catherine. Di Le Sablon, Anda bisa menemukan banyak toko-toko
penjual barang antik, termasuk aksesori fashion yang telah berusia ratusan
tahun lamanya.
St. Catherine merupakan area flea market di
mana Anda bisa mendapatkan koper dan tas kuno yang tentunya masih sangat layak
pakai. Kota Brussels ini merupakan pilihan tepat untuk mencari aksesori dan leather
goods dari masa lampau karena pilihannya begitu luas, unik, dantidak bisa
ditemukan di tempat lain.
6. Beijing, China
Bagi Anda pencinta barang antik, terutama koleksi
tradisional China, Michael Pondaag merekomendasikan Panjiayuan Art Market
sebagai lokasi pemburuan Anda. Pasar ini hanya buka di akhir pekan dan menjual
banyak sekali aksesori antik hingga koleksi cheongsamkuno.
7. Hong Kong
Di Hong Kong, Anda bisa menemukan koleksi aksesori lawas
di pasar antik di Hollywood Road. Terdapat pula thrift store di
kawasan Ladies Market di daerah Mongkok, namun menurut saya koleksinya kurang
lebih sama seperti yang bisa Anda temukan di Pasar Senen atau Pasar Baru. Jadi
rasanya akan lebih tepat bila Anda berburu cheongsam kuno di sana.
8. Bangkok, Thailand
Michael Pondaag dengan penuh antusias menyebut pasar
Chatuchak sebagai salah satu destinasi favoritnya untuk berburu aksesori vintage.
Anda juga bisa menemukan sejumlah baju vintage di sana namun menurut
Michael Pondaag koleksi yang ditawarkan tidak terlalu menarik.
9. Melbourne, Australia
Saya menemukan sejumlahbutik vintage yang
menarik di seputar kota Melbourne. Ragam busana bernuansa summery seperti
terusan bermotif floral, atasan dengan warna dan corak psychadellic,
hingga berbagai pakaian bermaterial denim, menjadi sedikit contoh dari
keseluruhan koleksi vintage yang memikat mata.
Hal apa yang perlu diperhatikan ketika berbelanja barang vintage?
Melihat dari tahun dibuat dan dilansirkannya
barang-barang tersebut, wajar bila produk yang ditawarkan memiliki kondisi yang
rapuh akibat termakan usia. Sehingga, diperlukan kecermatan khusus dalam hal
membeli, mengenakan, serta merawat koleksi vintage.
1. Beli apa yang Anda benar-benar suka
Ketika Anda menemukan satu baju atau aksesori yang
membuat hati Anda tertawan, apalagi ketika barang itu adalah koleksi lawas
dengan harga yang masuk akal (bagi Anda), ada baiknya Anda segera membelinya
karena koleksi vintage adalah koleksi yang langka sehingga sangat
besar kemungkinan Anda tidak akan menemukannya di tempat lain.
Selain itu, sebaiknya Anda dapat mengenali selera dan
gaya personal Anda. Apabila Anda menyukai sebuah jaket oversized berwarna
cerah keluaran era '80-an namun Anda tidak yakin Anda bisa memakainya, pikir
kembali secara masak-masak: apakah Anda membutuhkannya? Apakah Anda bisa
membayangkan bagaimana Anda akan mengenakannya?
Tapi apabila Anda tetap merasa senang memilikinya meski
Anda tidak bisa memakainya, then just buy it.Inilah seni mengoleksi barang vintage.
2. Apa yang harus dilakukan bila kondisi barang tidak
lagi sempurna?
Berbicara tentang vintage shopping, maka Anda harus
siap dengan kenyataan bahwa Anda tidak akan mendapatkan barang yang
sempurna--kecuali Anda sangat beruntung. Menemukan cacat seperti lubang,
kancing yang terlepas, atau noda membandel, sudah menjadi bagian dari seni
berbelanja barang vintage yang tak terhindarkan.
Di sejumlah butik vintage di luar negeri,
mereka menawarkan jasa reparasi untuk koleksi yang Anda beli di butik
bersangkutan. Namun toh Anda juga bisa membawanya ke tukang jahit
kepercayaan Anda untuk mereparasi bagian yang rusak atau bahkan memermaknya
sesuai dengan keinginan Anda.
3. Cara mencuci baju vintage
Faktor higienis kerap menjadi perhatian utama individu
pencinta mode. Tips dari saya, apabila Anda membeli pakaian vintage di
Indonesia atau di flea market, Anda dapat mencucinya dengan air panas yang
telah dituangkan disinfektan untuk menghilangkan bakteri yang menempel. Anda
juga bisa membawanya ke dry clean agar lebih praktis.
Namun bila Anda berbelanja di luar negeri, terutama di
butik vintage yang telah tertata rapi, Anda cukup mencucinya seperti
biasa. Sedangkan bagi item dengan detail rumit ataupun material yang fragile,
ada baiknya Anda membawanya ke laundry yang memiliki keahlian khusus
dalam menangani pakaian berdesain kompleks.
4. Luangkan banyak waktu
Selalu siapkan waktu, tenaga, dan uang yang cukup ketika
Anda hendak berburu barang vintage. Saya dan Michael Pondaag memiliki
metode menyusuri setiap rak satu per satu dan mengambil apa pun yang menarik
perhatian kami, mencobanya, kemudian memutuskan item mana yang akan
dibeli. Kesabaran dan ketelitian memegang peranan yang penting!
5. Jangan terpaku oleh current trend
Pada hakikatnya, setiap tren fashion akan selalu kembali
terlepas dari segenap modifikasi yang menyertainya. Sehingga, Anda tidak perlu
mencari koleksi vintage yang kebetulan sedang kembali menjadi tren,
karena pada akhirnya koleksi vintage Anda akan menjadi distinctive
item yang unik dan bisa dipakai kapan saja.
Seperti kata Michael Pondaag; "Just buy it, trend
will come back anyway."
Sumber: msn.com