Teknologi kini memungkinkan
manusia mengawetkan makanan yang telah dimasak sehingga tak perlu menggunakan
zat-zat pengawet tertentu.
Guru Besar Departemen
Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Profesor Dr. Purwiyatno
Hariyadi, mengatakan di sini, makanan diolah dengan pemanasan tinggi dan
dikemas secara tepat. "Pangan tanpa pengawet, bisa. Pada pangan diberikan
tekanan ekstra, supaya titik didihnya meningkat, menggunakan alat pemasak
bertekanan dan waktu pemanasan yang tepat," ujarnya.
Suhu yang dibutuhkan dalam
pemanasan berkisar 120-121 derajat Celcius. Setelah dipanaskan, barulah pangan
dikemas dalam kemasan kedap udara dan disimpan dalam suhu ruangan, yakni 20
derajat Celcius maksimal sekitar 40 derajat Celcius.
Purwiyatno mengatakan,
teknologi yang dikenal sebagai retort ini memiliki prinsip utama membunuh
mikroorganisme, baik mikroorganisme pembusuk maupun penyebab penyakit, sehingga
diperolehlah produk pangan yang aman sekaligus awet.
Di samping itu, teknologi
retort memungkinkan terjaganya mutu citarasa dan nilai gizi produk pangan.
Tentu selama tak ada kerusakan dalam kemasannya. "Kemasan harus tertutup
secara kedap agar sterilitas tercapai. Pangan aman dikonsumsi selama tidak terjadi
kerusakan pada kemasannya," tutur Purwiyatno.
Sumber:Tempo.co