Anak adalah harta yang tidak
ternilai oleh apapun. Dia ibarat titipan paling indah yang diberikan Allah
kepada orang tuanya. Pada masa depannya lah terletak harapan serta kebahagiaan
para orang tua.
Dijaman modern seperti
sekarang ini, adalah sebuah keharusan bagi orang tua untuk mengajarkan anak-
anak mereka tentang pentingnya akidah yang lurus. Hal ini penting untuk
dilakukan, mengingat banyaknya pengaruh diluaran yang bisa membentuk karakter
anak- anak kita. Maka sebagai orang tua, kita harus tahu bagaimana cara
mengarahkan mereka, agar kelak mereka menjadi anak- anak yang sholeh. Berikut
beberapa tips mendidik anak agar menjadi sholeh, Inshaallah.
1.
Sholehkan diri, Sholehkan anak.
“Buah jatuh tak jauh dari
pohonnya”, perumpamaan ini pas sekali untuk menggambarkan, bahwa sedikit banyak
anak adalah cerminan dari kedua orang tuanya. Karena itulah, sebelum kita
memiliki cita- cita untuk mendapatkan anak sholeh, memang sebaiknya para orang
tua mensholehkan diri mereka. Orang tua juga selayaknya melengkapi diri dengan
berbagai ilmu, agar dapat digunakan dalam pengasuhan anak. Ketika anak dibekali
oleh bangunan keagamaan yang baik, hal ini akan menciptakan langkah antisipasif
terhadap bencana kebobrokan akhlak anak dimasa depan. Jadi sekedar
memerintahkan anak untuk berbuat, tidaklah cukup membentuk karakter dan pribadi
yang sholeh pada diri mereka. Orang tua juga harus sanggup untuk memberikan
tauladan dalam hal berbuat baik.
2. Orang tuaku, tauladanku.
“Like father, like son”,
ungkapan ini mungkin sudah sering kita dengar untuk menjelaskan bahwa memang
anak adalah plagiator ulung. Setiap tindak tanduk orang tua yang tertangkap
oleh mata anak- anak mereka, tidak akan hilang begitu saja. Memori anak yang kuat
akan terus merekam. Jika seorang anak sering berkata kasar, bisa jadi karena
dia juga sering mendapat perkataan seperti itu dari orang tuanya. Atau mungkin
karena si anak seringkali melihat adegan pertengkaran yang dipertontonkan orang
tua mereka dirumah. Jika hal ini dibiarkan setiap hari, lama-lama sikap
tersebut akan diimitasi, diinternalisasi dan dihabitasi dalam kehidupan anak
tersebut.
3. Ukir Masa Depan Anak
dengan Ilmu
Mengajarkan ilmu kepada
anak, ibarat mengukir diatas batu. Ilmu apapun yang orang tua berikan kepada
anak akan dengan mudah terserap. Ini tidaklah mengherankan, karena ketika anak
dilahirkan mereka memiliki 100 miliar neuron di otaknya. Jika diumpamakan satu
unit komputer memiliki 100 neuron (jaringan) maka otak anak akan sama dengan 1
miliar unit komputer. Karena itulah, anak-anak memiliki karakteristik ingatan
yang kuat. Maka, disinilah waktu yang tepat untuk para orang tua untuk
mengajarkan mereka tentang akidah yang benar, namun tetap dengan bahasa yang
mereka bisa pahami.
4. Perhatikan lingkungan
anak- anak kita
"Sesungguhnya
perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk adalah seperti penjual
minyak wangi dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi bisa memberimu atau
kamu membeli darinya, atau kamu bisa mendapatkan wanginya. Dan seorang pandai
besi bisa membuat pakaianmu terbakar, atau kamu mendapat baunya yang tidak
sedap." (HR. Bukhari Muslim). Itulah pesan Rasulullah yang mulia,
agar kita berhati- hati dalam memilih teman, serta peka terhadap pengaruh yang
berasal dari lingkungan sekitar kita. hal yang sama juga berlaku bagi anak-
anak kita. Mereka yang polos kadang belum mengerti tentang bagaimana mereka
harus berteman. Maka disinilah tantangan bagi orang tua untuk kemudian
"menyelamatkan" anak mereka dari pengaruh buruk yang akan membentuk
kepribadiannya dimasa depan.
5. Sabar, ikhlas dan doa
Kesabaran adalah hal mutlak
harus dimiliki orang tua. Hal ini karena dalam rentang proses mendidik anak,
kadang kita menemui hal- hal yang kurang berkenan. Contohnya, anak bersikap
bandel dan tidak mau dinasehati. Ketika berada dalam keadaan seperti ini,
sebaiknya orang tua menghindarkan diri dari caci maki dan kemarahan yang hanya
akan membuat mereka semakin menjauh. Ketika emosi sudah mulai memuncak, orang
tua harus pandai dalam menguasai diri, katakan pada diri bahwa toh mereka masih
anak- anak, yang mungkin belum sepenuhnya mengerti tentang sebuah akibat.
Kitapun pernah pada usia mereka, dan pastilah saat itu kita pun tidak ingin
dibenarkan dengan cara yang kasar. Selain itu, orang tua juga harus belajar
tentang keikhlasan. Ridho allah adalah tujuan terbaik, dan jalan menggapainya
adalah dengan ikhlas. Keikhlasan hati orang tua akan membuat apa yang
mereka sampaikan mudah diserap dan dipahami anak. Dan yang tidak kalah penting,
adalah dengan terus mendoakan mereka, supaya selalu berada dijalan Allah, dan
kelak menjadi generasi islami yang membanggakan.