Hidung yang mancung
biasanya menjadi idaman setiap perempuan. Banyak pemilik hidung pesek yang
merasa kurang percaya diri. Karena itu, mereka memilih menjalani operasi.
Yakni, dengan rhinoplasty. Sebuah tindakan bedah plastik untuk mengoreksi
bentuk hidung. Peminatnya pun semakin banyak.
"Setiap bulan
paling tidak ada lima sampai enam orang," ujar dr Iswinarno Doso Saputro
SpBP (RE).
Dokter spesialis
bedah plastik itu mengatakan, saat ini ada teknik baru rhinoplasty. Yakni,
tidak menggunakan implan, tapi memakai tulang hidung pasien sendiri. Tindakan
mutakhir itu disebut open rhinoplasty, menata ulang struktur tulang rawan
hidung. Artinya, hidung dimancungkan dengan tulang hidung pasien sendiri.
Menurut dia, selama
ini operasi hidung dengan implan berupa silikon lebih ngetren. Biasanya silikon
yang digunakan berbentuk padat. Implan tersebut dimasukkan ke dalam hidung
untuk menambah ketinggian indra penciuman. Lantaran berasal dari luar tubuh,
risiko terjadinya infeksi masih ada. Sebab, tubuh memiliki sistem penolakan
jika ada benda asing yang masuk. Sementara itu, dengan teknik terbaru, risiko
tersebut bisa dihilangkan.
Iswinarno
mengungkapkan, memancungkan hidung dengan tulang sendiri lebih aman. Caranya
memang lebih kompleks. Namun, hasilnya memuaskan. Menurut dokter alumnus FK UGM
itu, hidung ditinggikan dengan melakukan irisan. "Lubang hidung kanan kiri
dibuka, dinaikkan, dijahit," ucapnya.
Dokter berusia 50
tahun tersebut menambahkan, dengan open rhinoplasty, hasil hidung mancung lebih
abadi. Artinya, tidak perlu dilepas lagi. Berbeda dengan implan silikon yang
masih mungkin dikeluarkan. Misalnya, karena infeksi atau trauma benturan di
hidung. Belum lagi, silikon bisa jebol atau keluar dari pucuk hidung jika
pemasangannya tidak tepat. Hal itu bisa terjadi kalau kulit hidung tipis.
Kemudian, pemasangan implan yang tidak tepat bisa membuat silikon berbentuk
miring. Dengan open rhinoplasty, tinggi hidung bisa bertambah sampai 4 mm.
"Kalau pakai tulang sendiri, tingginya memang terbatas. Irisannya juga
lebih lebar, tapi lebih tahan daripada implan," jelasnya.
Iswinarno
menambahkan, open rhinoplasty sebenarnya termasuk operasi kecil. Pasien bisa
tidak dibius total. Lama operasi juga hanya sekitar satu jam. Namun, diperlukan
keahlian khusus untuk melakukan operasi tersebut. Sebaiknya operasi dilakukan
di rumah sakit dengan alat-alat bedah yang steril dan terjamin. "Setelah
operasi, pasien bisa langsung beraktivitas" ucapnya.
Sebelum tindakan,
ketebalan hidung pasien diperiksa. Termasuk memeriksa bentuk tulang hidung.
Sebab, tulang setiap manusia berbeda. Ada yang datar, maju, atau bahkan
bengkok. Selanjutnya, setelah operasi, sebaiknya pasien menjaga kebersihan
hidung. Misalnya, mencuci tangan sebelum memegang hidung. Kemudian, jika facial
atau ada jerawat di hidung, jangan dipencet terlalu keras.
Menurut Iswinarno,
open rhinoplasty saat ini lebih booming di Korea dan Thailand. Padahal,
tindakan itu sudah bisa dikerjakan di Surabaya. Dia mencontohkan di RSUD dr
Soetomo.
Sumber: http://www.jpnn.com