Tiga tips menulis tematik. Sebuah kegiatan menulis
terstruktur atau terpola sehingga akan terdokumentasi secara apik. Tiga tips
itu adalah membaca talenta, menyusun pola, dan merangkai kata.
Tips 1: Membaca Talenta
Semua orang sudah diberi Tuhan dengan talenta atau bakat. Talenta
adalah bakat menonjol yang dimiliki seseorang sehingga mampu menjadi pembeda
dengan orang lain. Teramat disayangkan jika talenta itu sekadar menjadi
bakat yang tersimpan di kepala. Oleh karena itu, sebaiknya talenta itu
dikeluarkan dalam bentuk pemikiran-pemikiran. Sebagai penulis, cara mudah
membaca talenta adalah jenis tulisan yang dikuasai: apakah fiksi, motivasi,
keterampilan, biografi, atau multikompetensi? Cara mudah membaca talenta
adalah kekaguman orang lain kepada dirinya. Menurutku, itulah talenta yang
berpotensi akan melahirkan kecakapan brilian. Bacalah talenta Anda agar lebih
bermanfaat!
Tips 2: Menyusun Pola
Usai membaca talenta, persiapkan konsep atau pola
pengembangan tulisan. Saya ini akan menulis apa? Orang kagum kepada saya
karena jenis tulisan apa? Kedua pertanyaan itu sudah mampu menunjukkan
strukturisasi pikiran. Sebaiknya kita tidak memaksakan diri kepada ranah yang
bukan “sawah-ladang” kita. Sebagai pendidik, saya lebih concern kepada
dunia pendidikan dan kepenulisan karena menulis memang menjadi kompetensi yang
harus saya ajarkan. Agar tulisan itu tersaji secara apik, susunlah polanya.
Buatlah sebuah konsep calon buku yang kelak akan diterbitkan.Setidak-tidaknya
mimpi itu sudah mampu menuntun kita menuju masa depan. Mimpi yang terstruktur
tentu lebih mudah pula menuntun kita menuju cita-cita tersebut.
Tips 3: Merangkai Kata
Karakter kita itu terbaca melaui tulisan kita. Sulit, bahkan
tidak bisa, itu dibohongi. Tulisan-tulisan yang dihasilkan tangan dan pikiran
itu menunjukkan diri kepada pembaca “who I am?” Meskipun menutup diri melalui
topeng, teramat sulit kita menghindar dariexpert judgement orang lain. Oleh
karena itu, hendaknya kita menjaga tulisan kita agar mampu menunjukkan siapa
kita. Tentunya ini bukan pekerjaan mudah. Kemampuan mengolah kata dan menyusun
kalimat sehingga menjadi sebuah wacana tentu memerlukan kematangan berpikir dan
pengalaman. Oleh karena itu, kita tidak perlu memaksa diri untuk sekali jadi
dalam hitungan hari. Namun, hendaknya kita tekun belajar dan mempelajari
jenis karakter tulisan itu. Belajar merupakan langkah paling bijak untuk
menjadi penulis berkarakter!